Pengertian Learning Content Management System (LCMS) dan Social Learning Network (SLN)


Berikut ulasan materi tentang materi simulasi digital kelas X SMK bab Pengertian Learning Content Management System (LCMS) dan Social Learning Network (SLN).
 
#1. Learning Content Management System (LCMS)

 LCMS adalah sebuah sistem yang digunakan untuk membuat, menggunakan kembali, menempatkan, menyampaikan, mengelola, dan memperbaiki materi pembelajaran.

Dengan LCMS diharapkan dapat disampaikan materi pembelajaran yang terpesonalisasi dalam bentuk objek pembelajaran, (Surendro,2005:47). Fungsi utama LCMS adalah untuk menyusun dan mengatur materi pembelajaran atau e-learning content  dengan menggabungkan materi e-learning dalam LCMS.

Bagian e-learning yang dapat digabungkan disebut dengan learning object atau reuseable learning object, (dalam http://thesis.binus.uc.id, 20 Maret 2014, 15.10 WIB).

Sering kali banyak yang berpendapat LCMS merupakan langkah setelah LMS, akan tetapi LCMS dan LMS terdapat perbedaan. Fungsi LMS lebih menekankan pada proses pembelajaran, sementara LCMS berfungsi sebagai pembuatan content atau materi pembelajaran.

Meskipun fungsi keduanya berbeda, namun semuanya saling mendukung. LMS dapat mengatur suatu rangkaian pelajaran dalam e-learning yang disimpan dan diolah oleh LCMS.

Kemudian, LCMS memberikan data mengenai proses pembelajaran kepada LMS untuk disimpan . Adapun komponen-komponen LCMS menurut Surendro (2005:47) adalah sebagai berikut.

a. Learning Object Repository 

Learning object repository database yang berfungsi untuk menyimpan dan mengelola materi pembelajaran

b. Automated Authuring Application 

Aplikasi ini berfungsi untuk membuat materi pembelajaran yang dapat digunakan kembali (resolfae) yang dapat diakses dari referstory. Aplikasi ini memungkinkan auther untuk menggunakan objek pembelajaran yang sudah terdapat di repository. Membuat materi pembelajaran baru, atau menggunakan kombinasi kedua tersebut.

Proses authering dilakukan otomatis dengan template,urizard, dan productivity tool lainnya. Dengan demikian, memungkinkan auther untuk membuat objek atau materi pembelajaran yang lebih reusable secara efesien.

Author adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, namun tidak memiliki kealian dibidang pemrograman, jaringan, desain grafisdan sebagainya. 

c. Dynamic Delivery Interface 

   Untuk memberikan hasil pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, profil peserta didik,hasil evaluasi, maka dibutuhkan dynamic delivery interface. Komponen ini juga menyediakan user tracking, link ke sumber informasi, dan mendukung komunikasi (umpan balik) antara guru dengan peserta didik. 

d. Administrative Application 

   Aplikasi ini digunakan untuk mengelola rapot siswa, mengamati dan administratif dasar lainnya.

#2 Social Learning Network (SLN)

          SLN adalah pembelajaran yang terjadi lebih besar bila dibandingkan dengan pembelajaran individu maupun kelompok, hingga sekala sosial yaitu melalui interaksi sosial dengan teman-teman. 

Pemanfaatan jejaring sosial sebagai media pembelajaran di Indonesia terbilang masih baru dan belum banyak digunakan oleh guru. Negara lain sudah menggunakan jejaring sosial sebagai media pembelajaran, semantara di Indonesia baru akan diterapkan dan dalam tahapan sosialisasi. 

            Permasalahan yang sering dihadapi di Indonesia dalam pemanfaatan teknologi komunikasi ini adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan jejaring sosial yang masih minim, selain itu ketersediaan komputer atau leptop dan jaringan internet disekolah masih minim terutama didesa-desa.

Contoh SLN yang digunakan adalah Facebook, Twitter, Edmodo, dan sebagainya.

Itulah ulasan materi tentang materi simulasi digital kelas X SMK bab Pengertian Learning Content Management System (LCMS) dan Social Learning Network (SLN) yang semoga bermanfaat bagi adik-adik siswa/ siswi SMK. Salam.

1 Response to "Pengertian Learning Content Management System (LCMS) dan Social Learning Network (SLN)"

  1. Dengan pemahaman yang jelas tentang kekurangan website CMS yang mungkin muncul, pengguna dapat membuat keputusan yang terinformasi dan mengelola website berbasis CMS mereka dengan lebih efektif.

    Dengan memahami fungsi-fungsi website berbasis CMS, pemilik website dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk mencapai tujuan mereka dalam dunia digital yang terus berkembang.

    Entitas dapat menikmati berbagai manfaat website berbasis CMS, mulai dari kemudahan pengelolaan konten hingga peningkatan keamanan. Keputusan untuk menggunakan CMS bukan hanya investasi dalam keberlanjutan teknologi, tetapi juga strategi untuk meningkatkan visibilitas dan kinerja online.

    ReplyDelete